MAKALAH
FIQIH BERBAGAI SHOLAT SUNNAH
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sholat merupakan kewajiban
yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim yang sudah mukalaf. Dalam
syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua macam, yaitu sholat fardhu dan
sholat sunnah. Sengaja disayriatkan sholat sunnah ialah untuk menambal
kekurangan yang mungkin terdapat pada sholat-sholat fardhu, maka perlu
disempurnakan dengan sholat sunnah. Selain itu juga karena sholat itu
mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Banyak sekali
macam-macam sholat sunnah yang disaryiatkan. Dengan demikan maka pada
kesempatan kali ini kami akan menguraikan dari macam-macam dari sholat sunnah.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
Pengertian Sholat Sunnah?
2.
Bagaimana
Pengertian Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-Macamnya?
3.
Bagaimana
Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-Macamnya?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PengertianShalatSunnah
Sholat
sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi Muhammad SAW
mengerjakan sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri kepada Allah juga
mengharapkan tambahan pahala.[1][1] Seseorang yang mengerjakan sholat sunnah maka
ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan
dosa. Shalat sunnah terbagi
dua yaitu:
1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat
sunnah jenis ini status hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat
idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid (
sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada yang muakkad seperti:
shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah biasa (
ghairu muakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir,
dan lain-lain.
Ø Shalat
sunah yang di anjurkan secara berjamaah
ü
Shalat
Id
ü
Shalat
Istisqo’
ü
Shalat
Gerhana
ü
Shalat
Tarawih
ü
Shalat
Witir
Ø Shalat
sunnah yang dianjurkan secara munfarid :
ü Shalat
rawatib
ü Shalat
tahajud
ü Shalat
istikharah
ü Shalat
hajat
ü Shalat
dhuha
ü Shalat
Wudhu
ü Shalat
sunnah tasbih
ü Shalat
sunnah taubat
ü Shalat
Tahiyatul Masjid
ü Shalat
sunnah muthlaq
ü Shalat
sunnah awwabin
B.
Pengertian
Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-macamnya
Shalatsunnah yang
dilakukanberjamaahialahshalatsunnah yangdikerjakansecarabersama-sama. Terdiridari imam
danmakmum.Macam-macam shalatsunnah yang dilakukandenganberjamaah :
- Shalat Sunnah Idain
Kata
idain berarti dua hari raya, yaitu hari raya idul fitri dan hari raya idul
adha. Shalat idain adalah shalat sunnah yang dilakukan karena datangnya hari
raya idul fitri atau idul adha. Shalat idul fitri di laksanakan pada
tanggal 1 syawal, sedangkan shalat idul adha di laksanakan pada
tanggal 10 dzulhijjah. Shalat idain disyariatkan pada tahun pertama
hijriyah. Dan dianjurkan dilaksanakan di lapangan dan berjama’ah.
Hukum
melaksanakan kedua shalat ‘Id ini sama, yakni sunnah muakkadah (yang
dikuatkan/penting sekali). Sejak disyariatkannya shalat ‘Id ini, Rasulullah
Saw. tidak pernah meninggalkannya. Allah berfirman dalam surat al-Kautsar (108)
ayat 1-2:
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (hai Muhammad) nikmat yang
banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah” (QS.
al-Kautsar (108): 1-2).
Kedua
shalat hari raya tersebut pada prinsipnya sama dalam hal tata caranya, kecuali
niat dan waktunya yang berbeda. Jumlah rekaat keduanya juga sama, yaitu dua
rekaat. Waktu melaksanakan shalat ‘Idain ini adalah sejak terbit matahari sampai
tergelincir matahari. Akan tetapi, shalat ‘Idul Fitri lebih baik diakhirkan
sedikit daripada shalat ‘Idul Adha yang disunnahkan lebih pagi.
Setelah
selesai melakukan shalat ‘Idain ini disusul dengan khutbah. Nabi dan para
shahabatnya melakukan shalat ‘Idain sebelum khutbah seperti yang dijelaskan
oleh Ibnu ‘Umar:
كان
رسول الله صلىّ الله عليه وسلّم و أبو بكر وعمر يصلّون العيدين قبل الخطبة (رواه
الجماعة).
Artinya: Adalah Rasulullah
Saw., Abu Bakar, dan ‘Umar melakukan shalat ‘Idain sebelum khutbah (HR. Jama’ah
ahli hadits).
Berikut adalah tata cara shalat ied menurut
madzab-madzhab:
|
Madzhab
|
Tata cara
|
|
Hanafi
|
Niat, mengucapkan takbiratul ihram,
mengucapkan takbir 3 kali diselingi dengan diam sejenak sekadar bacaan 3 kali
atau juga boleh mengucapkan ﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮ
Kemudian ﺍﻋﻮﺫﺑﺎﺍﷲﻤﻦﺍﻟﺷﻴﻄﺎﻦﺍﻟﺮﺟﻴﻢ acabmem setelah itu membaca alfatihah dan surat,
lalu ruku’ dan sujud. Rakaat kedua, membaca alfatihah, surat, takbir 3 kali,
ruku’, sujud, menyempurnakan shalat hingga selesai.
|
|
Syafi’i
|
Mengucapkan takbiratul ihram, membaca doa
iftihah, kemudian takbir tujuh kali, tiap-tiap 2 takbir di selingiﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮSecara
perlahan, kemudian membacaﺍﻋﻮﺫﺑﺎﺍﷲﻤﻦﺍﻟﺷﻴﻄﺎﻦﺍﻟﺮﺟﻴﻢ kemudian
membaca alfatihah, suratQaf, ruku’, sujud. Rakaat kedua, membaca
takbir yang kemudian di tambah 5 kali takbir lagi, diantara 2 takbir
diselingi membacaﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮKemudian
membaca alfatihah dan surat iqtarobat kemudian
menyempurnakan hingga selesai.
|
|
Hambali
|
Membaca doa iftitah, membaca takbir 6 kali,
yang diantara 2 takbir itu membaca:
ﺍﷲﺍﻜﺑﺮﻜﺑﻴﺮﺍﻮﺍﻟﺤﻤﺪﷲﻜﺛﻴﺮﺍﻮﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﺑﻜﺮﺓﺃﺻﻴﻼﻮﺻﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻰﻣﺤﻣﺩﻮﺍﻠﻪﻮﺴﻠﻢﺘﺴﻠﻴﻣﺎ
kemudian membacaﺍﻋﻮﺫﺑﺎﺍﷲﻤﻦﺍﻟﺷﻴﻄﺎﻦﺍﻟﺮﺟﻴﻢ dan
basmalah, lalu membaca al-fatihah dan surat al-a’la. Rakaat kedua, membaca
takbir 5 kali dan tiap-tiap dua takbir diselingi dengan ucapan yang sama pada
rakaat pertama. Kemudian membaca alfatihah dan surat al-ghasyiyah, lalu ruku’
sampai selesai.
|
|
Maliki
|
Mengucapkan takbiratul ihram, takbir 6
kali, lalu membaca al-fatihah dan surat al-a’la, ruku’, dan
sujud. Bangkit Rakaat kedua sambil membaca takbir, ditambah dengan 5 takbir
sesudahnya, lalu membaca al-fatihah dan surat as-syamsi kemudian
shala hingga selesai.[2][2]
|
Hal-hal yang di sunnahkan dalam shalat ied:
a. Membaca takbir.
b. Mandi, berhias, memakai pakaian yang paling
bagus, dan memakai wangi-wangian.
c. Makan sebelum shalat idul fitri, sedangkan
untuk idul adha makannya sesudah pulang dari shalat ied.
d. Berangkat menuju ke tempat shalat ied dan
pulangnya dengan jalan yang berbeda.
Hal-hal yang di sunnahkan pada waktu shalat
ied:
a. Dilaksanakan secara berjamaah.
b. Takbir tujuh kali setelah membaca do’a
iftitah sebelum membaca surat alfatihah pada rakaat pertama. Pada rakaat kedua
takbir lima rakaat sebelum membaca surat al-fatihah selain dari takbir pada
waktu berdiri.
c. Mengangkat tangan setiap kali takbir.
d. Membaca tasbih di antara beberapa takbi.
e. Membaca surat Al-A’la setelah surat
Al-fatihah pada rakaat pertama dan surat Al-ghasyiyah.[3][3]
Hikmah
: a) memperoleh pengampunan dari
segala dosa.
b) menjadikan diri kita bersih dari
dosa seperti bayi.
c) mendekatkandiri kepada allah
- ShalatIstiqa'.
Shalat sunat yg dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Niatnya :
UshallisunnatalIstisqaa-i rak'ataini (imamam/makmumam)
lillahita'aalaa
artinya :
"Akuniatshalatistisqaa 2rakaat (imam/makmum)
karena Allah"
Syarat-syaratmengerjakanaShalatIstisqa :
a) 3harisblmnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dgn berpusa & meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh.
b) Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki & datangnya murka Allah.
"Apabila kami hendak membinasakan suatu
negeri, maka lbh dulu kami perbanyak orang-orang yg fasik, sebab
kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka
sehancur-hancurnya" (Q.S.Al Isra:16).
b) Pada
hari ke4 semua penduduk termasuk yg lemah dianjurkan pergi kelapangan dgn
pakaian sederana&tanpa wangi-wangian utk shalat Istisqa'.
c) Usaishalatdiadakankhutbah
2kali. Pdkhutbahpertamahendaknyabacaistigfar 9x danpdkhutbahkedua 7x.
Pelaksanaankhutbahistisqaberbedadgnkhutbahlainnya, yaitu
1. Khatibdisunatkanmemakaiselendang.
2. Isi khutbah menganjurkan byk beristigfar, berkeyakinan
bhw Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
3. Saatberdo'ahendaknyamengangkattangansetinggi-tingginya.
4. Saat berdo'a pd khutbah kedua,
khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya.
niatshalatsesuaidengansholatmana yang akankita kerjakan.
Hikmah: dapat menurunkan hujan disaat terjadi
kemarau panjang.
- Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana (shalat
khusu fain) adalah shalat sunat yang dilakukan karena terjadi
gerhana bulan ataupun gerhana matahari.hukum melaksanakan kedua shalat gerhana
tersebut adalah sunah muakad.Waktu Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak
awal terjadinya gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari .
Adapun waktu pelaksanaan
shalat gerhana bulan adalah sejak awal terjadinya gerhana bulan sampai akhir
atau tertutupnya bulan tersebut.
Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan adalah niat.Shalat gerhana di laksanakan dengan cara sebagai berikut:
Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan adalah niat.Shalat gerhana di laksanakan dengan cara sebagai berikut:
1.
Mengerjakan
shalat sebanyak 2 rakaat,boleh dilakukan sendiri-sendiri , tetapi lebih utama
dikerjakan secara berjamaah.
2.
Berniat
melakukan shalat sunat gerhana (matahari atau bulan)
3.
Membaca
do’a iftitah(pembukaan).
4.
Membaca
surah alfatihah dan ayat al-quran dari surah yang panjang, seperti surah
albaqarah atau surah lain yang hampir sama panjangnya dengan surah tersebut.
Namun, jika dibaca surah yang pendek, shalat ini pun sah.
5.
Rukuk
dengan waktu yang hampir menyamai waktu berdiri.
6.
Berdiri
dan membaca surah al-fatihah, diikuti dengan membaca surah yang lebih pendek
dari surah yang pertama.
7.
Ruku
dengan waktu menyamai waktu berdiri
8.
Itidal
9.
Sujud
10.
Duduk
diantara 2 sujud
11.
Sujud
12.
Kembali
berdiri untuk melakukan rakaat kedua yang caranya sama dengan rakaat yang
pertama, hanya rakaat kedua lebih pendek dari rakaat yang pertama.
13.
Membaca
tasyahud dan shalawat nabi
14.
Salam
Adapun bacaan
takbir,al-fatihah,surah,dan salam dalam shalat gerhana bulan dinyaringkan
sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan. Lafadz niat
shalat gerhana :
Ushalli sunnatal khusuufi rak'ataini
lillahita'aalaa
artinya
: "Akuniatshalatgerhanabulan 2 rakaat karena Allah"
Hikmah : kita dapat mendekatkan diri kepada
allah, dan merupakan perwujutan rasa kagum kita akan fenomena yang langkah
ciptaan ALLAH SWT.
- Shalat tarawih
Shalat
sunnah tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari, pada bulan
ramadhan. Waktunya setelah melaksanakan shalat isya’ sampai menjelang subuh.
Bilangan rakaat shalat tarawih
|
Madzhab
|
Bilangan
|
Alasan
|
|
Syafi’I
|
20
|
Berdasarkan yang dilakukan oleh Khalifah
Umar bin Khatab dalam rangka mensyiarkan malam ramadhan
|
|
Hanafi
|
20
|
|
|
Hambali
|
20
|
|
|
Maliki
|
39
|
Melihat penduduk Madinah melakukan shalat
tarawih 39 rakaat disertai shalat witir
|
|
hadits Aisyah
|
11
|
melihat Nabi melakukan shalat malam pada
bulan ramadhan maupun selain ramadhan hanya sebanyak 11 rakaat
|
Perbedaan
pendapat tentang hal ini tidak perlu menjadi bahan pertentangan karena tarawih
itu merupakan bagian dari shalat malam yang jumlah rakaatnya tidak terbatas.
Semua itu untuk menghidupkan malam ramadhan yang banyak berkahnya. Jika shalat
tarawih dilaksanakan empat rakaat maka tidak diselingi dengan tasyahud awal.[4][4]
Hikmah : a). Menambah amalah dibulan ramadlan
b) Mendekatkan diri kepada allah
- Shalat witir
Shalat
witir adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari setelah shalat
isya’ hingga terbitnya fajar dengan jumlah rakaat yang ganjil, paling sedikit
satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat. Dan Shalat witir sebagai penutup
dari seluruh shalat malam.
Para
ulama sepakat bahwa waktu shalat sunnah witir itu adalah sesudah shalat isya’
dan terus berlangsung sampai tiba fajar.[5][5] Sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Abu Mas’ud al-Anshari r.a berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلّم يوتر اوّل الليل اوسطه وأخره.
رواه احمد بسند صحيحٍ
Artinya:
“Rasulullah saw. itu mengerjakan shalat witir pada awal malam. Kadang-kadang
pula dipertengahan malam dan kadang-kadang pula pada penghabisan malam itu.”
(HR Ahmad dengan sanad yang shahih)”
Dan
disunnahkan menyegerakan shalat witir pada permulaan malam bagi seseorang yang
khawatir tidak akan bangun pada akhir malam. Akan tetapi, bagi seorang yang
mampu bangun pada akhir malam, maka disunnahkan mengerjakan witir itu di akhir
malam.[6][6]
Tidak
ada dua kali witir dalam semalam. Seseorang yang telah mengerjakan shalat
witir, lalu ingin shalat sunnah lagi, keadaan seperti ini boleh dilakukan. Akan
tetapi, jangan mengulangi lagi shalat witir untuk kedua kalinya. Hal ini
berdasarkan riwayat Abu Daud, Nasa’I, dan Tirmidzi yang menganggapnya hasan,
Ali. r.a berkata:
سمعت
رسول الله صلّى الله عليه وسلّم يقول: لاوتران فى ليلةٍ صلاةُ الوِتْرِ وَاجِبَةٌ
عِنْدَ أبِى حَنِيْفَةَ وَسُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ عِنْدَ غَيْرِهِ
Sholat
witir menurut Syafi'i, Hambali dan Maliki hukumnya
adalah sunnah muakkadah sementara menurut Hanafi hukumnya
wajib.
Cara pelaksanaan shalat
witir[7][7]
a.
Tiap-tiap
dua rakaat salam dan yang terakhir boleh satu atau tiga rakaat salam.
b.
Shalat
witir dilaksanakan tiga rakaat maka tidak usah membaca tasyahud awal
|
Madzhab
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
Maliki
|
3 rakaat
|
dipisah dengan satu salam
|
|
Hanafi
|
3 rakaat
|
Tanpa dipisah dengan salam
|
|
Syafi’i
|
1 rakaat
|
-
|
Hikmah : a). Menambah amalah dibulan
ramadlan
b). Mendekatkan diri kepada
allah
C.
Pengertian
Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-macamnya
Shalat sunnat munfarid
adalah shalat sunnat yang dikerjakan secara sendirian. Macam-macam
shalatsunnah yang
dilakukansecara sendirian sebagai berikut :
- Shalat sunnah rawatib
Shalat
sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu baik
dikerjakan sebelum shalat fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering disebut shalat
qobliyah (sebelum), shalat ba’diyah (sesudah).[8][8]
Dari beberapa macam sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah yang ada, ada beberapa
yang termasuk dalam sholat sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat rawatib yang
dianjurkan oleh Rasulullah saw. Adapun yang termasuk shalat sunnah rawatib
muakkad menurut kesepakatan semua ulama adalah yang memiliki ketentuan sebagi
berikut:
|
RAWATIB MUAKKAD
|
RAWATIB GHOIRU MUAKKAD
|
|
2 rakaat sebelum subuh
|
2 rakaat (yg lain) sebelum duhur
|
|
2 rakaat sbelum duhur
|
2 rakaat (yg lain) sesudah duhur
|
|
2 rakaat sesudah duhur
|
4 rakaat sebelum asar
|
|
2 rakaat sesudah maghrib
|
2 rakaat sebelum maghrib
|
|
2 rakaat sesudah isya
|
2 rakaat sebelum isya
|
Kemudian
Keutamaan-keutamaan shalat sunnah rawatib muakkad sebagai berikut adalah:
1.
Keutamaan
shalat sunnah sebelum subuh dijelaskan oleh hadits sebagai berikut:
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَاوَمَافِيْهَا )رواه المسلم(
Artinya:
Dari Aisyah r.a. dari Nabi SAW. Beliau telah bersabda, ”dua rakaat
sebelum fajar itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR.
Muslim)
2.
Keutamaan
shalat sunnah dzuhur baik qabliyah maupun ba’diyah dan shalat sunnah sesudah
shalat maghrib dan sesudah isya’ dijelaskan dalam hadits, yang artinya sebagai
berikut:
عَنْ
اُمِّ حَبِيْبَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ اِثْنَى عَشَرَةَ
رَكْعَةً بَنَى بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ : اَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ
بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ )رواه الترمذى(
Artinya:
“siapa yang shalat sehari semalam dua belas rakaat, maka dibangunlah bagimya
sebuah rumah di surga, yaitu 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudah dzuhur,
2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya’ dan 2 rakaat sebelum subuh.”
(HR. Turmudzi).[9][9]
- Shalat Tahajjud
Sholat sunnah tahajut adalah sholat sunnah yang
dikerjakan pada waktu malam hari setelah bangun tidur karena arti tahajut adalah bangun pada malam hari. Waktu melaksanakan sholat
tahajut adalah:
§
Sangat
utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
§
Lebih
utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
§
Paling
utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )[10][10]
BersabdaNabi
Muhammad SAW : “Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat
sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim ). Tentang keutamaan shalat Tahajud
tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan
shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka
Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di
akhirat.”
Adapun
keutamaan melaksanakan sholat tahajjud, ialah :
ü Akan dipelihara oleh
Allah SWT dari segala macam bencana.
ü Tanda ketaatannya akan
tampak kelihatan dimukanya.
ü Akan dicintai para hamba
Allah yang shaleh dan dicintai olehsemua manusia.
ü Lidahnya akan mampu
mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
ü Akan dijadikan orang
bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
ü Wajahnya berseri ketika
bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
ü Akan mendapat keringanan
ketika di hisab.
ü Ketika menyebrangi
jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti
halilintar yang menyambar.
ü Catatan amalnya diberikan
ditangan kanan.
- Shalat Istikharah
Shalat Istikharah ialah shalat sunnah untuk memohon
kepada allah ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal yang belum
dapat ditentukan baik atau buruknya.Terdiri dari dua rakaat.
Shalat
istikharah dan dhalat hajjat waktunya lebih utama dikerjakan seperti melakukan
shalat tahajjud yakni dimalam hari.
Setelah shalat, membaca do’a istikharah:
“allahhumma innii astakhiiruka bi’ilmika
waastaqdiruka biqudratika wa as’aluka min fadhlika ‘aziim fa innaka taqdiru
walaa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allamul-ghuyuub allahumma in
kunta ta’lamu ana haadzal amra khairu lii fii diinii wa ma’aasyi wa’aaqibatu
amrii faqdirhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fiihii wa in kunta
ta’lamuanna haadzaa syarrul lii fii diinii wa ma’aasyi wa’aaaqibati amrii
fashrifu ‘annnii fashrifnii ‘anhu waqdir liyakhaira haitsu kaana tsumma”
Himah: 1) dapat diberi
petunjuk untuk memecahkan persoalan
2) Sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
3) Meningkatkan iman
- Shalat sunnah hajat
Shalat
sunnah hajat adalah shalat yang dilakukan dengan tujuan karena mempunyai hajat
agar diperkenankan hajatnya oleh Allah swt. Jumlah rakaatnya minimal 2 rakaat
dan maksimal 12 rakaat. Waktu shalat hajat adalah bebas dilakukan kapan saja
tapi dianjurkan ketika malam hari bersamaan dengan shalat tahajut
Ø Adapun
bacaan surat dalam shalat : a)
al-kafiruun 10x
b)
al-ikhlash 10x
Selesai salam , langsung sujud syukur sambil membaca:
- tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan hauqalah (10x)
- sholawat (10x)
- do’a sapu jagat (10x)
- menyebutkan hajat yang ingin dikabulkan
Hikmah : Mempercepat Terkabulnya hajat
atau permohonan.
- Shalat Dhuha
Shalat
dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari
sudah naik, yaitu kira-kira setinggi tombak sampai matahari tergelincir
yaitu menjelang waktu dhuhur. Hukum mengerjakan shalat dhuha adalah
sunnah. Shalat dhuha memiliki keutamaan yang besar bagi pelakunya sehingga
rasulullah menganjurkan para sahabat dan seluruh kaum muslim untuk melaksanakannya.
Bilangan
rakaat shalat dhuha. Shalat dhuha dikerjakan sekurang-kurangnya dua rakaat dan
sebanyak-banyaknya sebelas rakaat.
Tata Cara Shalat Dhuha
Tata
cara shalat dhuha sama dengan shalat lainnya. Hanya saja pada rakaat pertama
dianjurkan membaca surat Al-fatihah kemudian surat Asy-Syams sedangkan rakaat
surat Al-fatihah lalu surat ad-dhuha. Jika belum hafal boleh menggunakan surat
apa saja.[11][11]
Hikmah : 1. Diampuni kesalahan dan
dosanya 2. Dilapangkan Usaha dan
rezekinya.
- Sholat sunnah wudhu
sholat
sunnah wudhu adalah sholat yang dikerjakan setelah berwudhu. Sekarang
perhatikan Hadist-Hadist yang menerangkan fadhilah atau keutamaan-keutamaan
Shalat Sunnat Wudhu :
Ø Hadist
dari Abu Hurairah ra yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
pernah bertanya kepada Bilal sesudah Shalat Subuh : “ Hai Bilal,
ceritakanlah kepadaku amal yang engkau kerjakan dalam Islam yang penuh dengan
pengharapan (yang engkau harapkan cepat terkabulnya). Karena aku mendengar
suara sandalmu ( trompah ) diantara hadapanku didalam Sorga ( ketika aku
bermimpi ).” Bilal menjawab : “ Tidak ada satupun
amalan yang sangat penuh pengharapan, kecuali setiap selesai berwudhu ( bersuci
) baik dimalam atau disiang hari, aku melakukan Shalat Sunnat Wudhu, sesuatu
yang memang telah ditentukan untukku supaya aku mengerjakan Shalat itu.” (
HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim )
Ø Sesungguhnya
Rosulullah SAW sendiri sehubungan dengan keutamaan (fadhilah) dari Shalat
Sunnat Wudhu beliau telah bersabda :
“Barang siapa yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya dengan bershalat dua raka’at dengan sepenuh hati dan wajahnya, maka diwajibkan baginya masuk Sorga.
“Barang siapa yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya dengan bershalat dua raka’at dengan sepenuh hati dan wajahnya, maka diwajibkan baginya masuk Sorga.
- Shalat sunnahTasbih
Shalat
sunnah tasbih adalah shalat sunnah yang sebagaimana dianjurkan oleh rasulullah
saw kepada mamaknya sayyidina abbas bin abdul munthallib.Shalat tasbih ini
dianjurkan diamalkan, kalau tidak bisa tiap malam, dapat dilakukan tiap minggu
sekali, jika tidak bisa dapat dilakukan satu bulan sekali, jika tetap tidak
bisa dilakukan setahun sekali, setidak – tidakya seumur hidup sekali.
Ø
Jika
dikerjakan siang hari dilaksanakan 4 rakaat sekali salam
Ø
Jika
dikerjakan di malam hari 4 rakaat 2 kali salam
Adapun
surat yang dibaca: 1) at-takatsur. 2)
al-‘ashr. 3) al-kaafirun. 4) al-ikhlash.
Bacaan tasbich :“subchanallahi,
walchamdulillahi, wa la-ilaahaillaallahi, waallahu akbaru, wa laa chaula walaa
quwwata illa billahi”
Membaca tasbih dilakukan setelah selesai:
1.
Membaca
surat
:15 kali
2.
Rukuk
:10 kali
3.
I’tidal
:10 kali
4.
Sujud
pertama
:10 kali
5.
Duduk
diantara dua sujud :10 kali
6.
Sujud
kedua
:10 kali +
Jumlah tasbich 75x4
:300 kali
Hikmah : 1) memuji dan mengagungkan
Allah SWT
2) memantapkan Iman dan Taqwa
- Shalat sunnah at-taubah
Shalat
sunnah at-taubah adalah shalat sunnah yang dilaksanakan untuk memohon
pengampunan atas dosa yang telah dilakukan. Waktu melaksanakan shalat
at-taubah adalah ketika seseorang telah menyadadari dosa yang telah diperbuat
dan ia telah menyesalinya dalam hati, maka ia diwajibkan bersegera shalat
at-taubah.Jumlah rakaatnya minimal 2 rakaat dan maksimal 6 rakaat.
Setelah
shalat sunnah at-taubah dianjurkan membaca istighfar sebanyak – banyaknya.
Hikmah: dapat di hapuskan seluruh dosa –
dosan
- Shalat Tahiyatul Masjid
Tahiyatul
masjid berarti penghormatan masjid, shalat tahiyatul masjid berarti shalat yang
dikerjakan untuk menghormati masjid. Masjid adalah tempat manusia bersemabah
sujud kepada Allah, semua kegiatan di masjid menggunakan nama Allah oleh karena
itu masjid disebut Baitullah. Demikian mulianya sehingga islam mensyariatkan
shalat tahiyatul masjid, Rasulullah bersabda:
ﺇﺬﺍ ﺟﺎﺀ ﺍﺤﺪﻜﻢ ﺍﻠﻤﺴﺟﺪ ﻓﻠﻴﺻﻞ ﺴﺟﺪﺗﻳﻥ ﻣﻥ ﻗﺑﻞ ﺍﻥ ﻴﺟﻟﺱ. ﺭﻮﺍﻩﺃﺑﻮ ﺪﺍﻮﺪ
Artinya:
“Apabila salah seorang diantara kamu masuk masjid, hendaklah ia shalat dua
rakaat sebelum duduk. “(HR.Abu Dawud dari Abi Qatadah : 395)
Melakukan
sholat tahiyatul masjid saat setelah masuk masjid dan belum sampai duduk.
Dilakukan sendiri-sendiri tidak berjama’ah, sebagaimana berikut akan dijelaskan
bagaimana tata cara dalam melakukan shalat tahiyatul masjid.
Tata cara pelaksanaan shalat tahiyatul masjid
adalah sebagai berikut :
1.
Jumlah
rakaatnya hanya 2 rakaat.
2.
Dilaksanakan
secara munfarid (sendirian).
3.
Syarat
sah shalat tahiyatul masjid sama dengan shalat yang lain, ditambah satu lagi
yakni dilakukan di masjid. Tidak sah jika dilakukan diluar masjid.
4.
Waktunya
setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat fardu
maupun ketika akan beri’tikaf.
5.
Bacaan-bacaan
shalat tahiyatul masjid sama dengan shalat yang lain, hanya niatnya saja yang
berbeda.[12][12]
6.
Urutannya
secara garis besarnya :
a.
Berniat
shalat Tahiyatul Masjid, contoh lafadznya :
أُصَلِّي
سُنَّةً تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالى
Artinya: “Saya
berniat shalat tahiyat masjid dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
b.
Takbiratul
ihram
c.
Shalat
dua rakaat seperti biasa.
d.
Salam.
Tujuan
dari pelaksanaan shalat dua rakaat ini adalah untuk menghormati masjid. Karena
masjid memiliki kehormatan dan kedudukan mulia yang harus dijaga oleh orang
yang memasukinya. Yaitu dengan tidak duduk sehingga melaksanakan shalat
tahiyatul masjid ini. Karena pentingnya shalat ini, Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam tetap memerintahkan seorang sahabatnya – Sulaik
al-Ghaathafani – yang langsung duduk shalat memasuki masjid untuk mendengarkan
khutbah dari lisannya. Ya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak
membiarkannya duduk walaupun untuk mendengarkan khutbah dari lisannya, maka
selayaknya kita memperhatikan shalat ini.
Jumhur ulama berpendapat : hukum
shalat dua rakaat sebelum masuk masjid adalah mandub (sunnah)
dan tidak wajib.[13][13]
HiKmah : Imam
Nawawi rahimahullaah berkata, “Sebagian mereka
(ulama)mengungkapkannya dengan Tahiyyah Rabbil Masjid (menghormati
RabbTuhan yang disembah dalam- masjid), karena maksud dari shalat tersebut
sebagai kegiatan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, bukan
kepada masjidnya, karena orang yang memasuki rumah raja, ia akan menghormat
kepada raja bukan kepada rumahnya.” (Lihat: Hasyiyah Ibnu Qasim: 2/252)
10. Shalat
sunnah muthlaq
Shalat
sunnah muthlaq adalah shalat sunnah yang boleh dikerjakan pada waktu kapan
saja, shalat muthlaq yakni shalat sunnah yang tak bersebab
Ø Waktu
yang dilarang melaksanakan Shalat muthlaq
1.
Waktu
matahari sedang terbit, hingga naik setombak/lembing
2.
Ketika
matahari sedang tepat dipuncak ketinggian hingga tergarincirnya. Kecuali pada
hari jum’at ketika orang masuk masjid untuk mengerjakan shalat tahiyyatul
masjid
3.
Sesudah
shalat ashar hingga terbenamnya matahari
4.
Sesudah
shalat subuh hingga terbitnya matahari agak tinggi
5.
Ketika
mata hari akan tenggelam hingga tenggelamnya
Shalat
sunnah ini tidah terbatas jumlah rakaatnya, berapa saja yang kita sanggup kita
boleh lakukan, dan dilaksanakan tiap – tiap 2 rakaat satu salam
Hikmah : 1) Sarana untuk mendekatkan
diri kepada Allah
2) Meningkatkan iman
3) ditiggikan derajatnya
11. Shalat
sunnah awwabin
Shalat
sunnah awwabin yaitu shalat sunnah sunnah ba’dal maghrib, Jumlah
rakaatnya minimal 2 rakaat dan maksimal 6 rakaat. Adapun bacaan
suratnya:
a)
al-falaq dan an-nas
b)
sesuka hati
c)
al-kafirun dan al-ikhlas
Hikmah : a) sarana mendekatkan diri kepada allah
b) Meningkatkan iman
c) Ditinggikan derajatnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara banyak macam sholat sunnah yang pernah
dilakukan oleh Rasulullah saw. ada sholat-sholat sunnah yang tergolong pada
yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan, ada pula yang dilaksanakan berjamaah
ataupun secara munfarid. Namun tetap dilaksanakan oleh Rasulullah sebagai
tauladan bagi umat Islam sedunia. Dari semua sholat sunnah pada intinya atau
kesimpulannya Shalat sunnah dilakukan untuk menambah atau
menutupi kekurangan – kekurangan ibadah wajib.
B.
Penutup
Demikian makalah yang kami susun semoga
apa yang kita rumuskan, kita pelajari mendapatkan anugrah dan inayah dari Allah
serta bermanfaat bagi kita semua. Dengan semangat belajar yang tinggi pula
insyaallah dapat menegakkan tiang agama dan mendapatkan tempat yang mulia kelak
di hari akhir amin ya robbal alamin.
Daftar
Pustaka
http://contohmakalahpai.blogspot.co.id/2015/05/makalah-fiqih-berbagai-sholat-sunnah.html